Minggu, 30 Januari 2011

Pelindo Dan Pemko Dumai: Gebyar "Kamis Bersih"

Gebyar Kamis bersih membahana di kota dumai. Seluruh lapisan masyarakat mulai dari pejabat, pengusaha hingga masyarkakat biasa turun ke jalan memungut dan mengorek berbagai jenis sampah yang ada di jalan datuk laksamana yang posisinya berada di dekat pelabuhan.

Kekhawatiran sempat melanda panitia “Gebyar Kamis Bersih” sebab menjelang acara dimulai hujan deras masih mengguyur kota dumai. Acara acara pembukaan hamper saja dipindahkan ke ruang “Laksamana Room” PT Pelabuhan Cabang Dumai.

Hujan memang tak mengerti situasi…..demikian kira-kira gerutu beberapa panitia karena harus sibuk menggeser meja dan kursi dari ruang Laksaman Room.  Bukan tak mengerti situasi…tapi mungkin hanya menguji kesabaran seluruh lapisan masyarakat terhadap rencana besar yang  akan dilaksanakan yaitu menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan di lingkungan masing-masing.

Ketika acara geser-gesr kursi di ruang laksamana room hampir rampung, sedikit demi sedikit curah hujan juga mulai reda. Satu persatu anak manusia mulai lalu lalang dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Suasana mendung pelahan-lahan menghilang seiring datangnya mentari. Ah….terimakasih matahari…..sinarmu ternyata datang tepat waktu.

Satu persatu pejabat dari Pemerintah kota Dumai mulai bermunculan, sementara Pak Wali Kota dengan beberapa rombongan tiba di kantor PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Dumai sebelum hujan reda. Unsur Muspida lainnya juga bermunculan seiring dengan keinginan terlibat dalam acara “Gebyar Kamis bersih” yang di inisiatori Wali Kota Dumai.

Tak hanya itu, berbagai rombongan  lain terus bermunculan di depan kantor Pelabuhan Dumai  bahkan aparat keamanan dan pertahanan juga tidak mau ketinggalan sebab dalam pelaksanaan perdana “Gebyar Kamis Bersih “ ini daerah pertama yang akan di bersihkan adalah jalan datuk laksamana yang persis berada di depan kantor pelabuhan dan berbatasan langsung dengan pagar pelabuhan dumai.

Stakeholder dan yang berada di pelabuhan dan masyarakat di daerah lingkungan pelabuhan juga turun tangan sehingga suasana kamis bersih pada tanggal 16 desember 2010 itu begitu meriah. 

                Anak-anak dari TK Barunawati   menjadi penghias jalannya acara dengan lambaian bendera hias di tangan dengan tulisan “Gebyar Kamis Bersih” di satu sisi dan Pelindo di sisi lainnya. Yah…. anak-anak harus di ajarkan sejak dini tentang kepedulian terhadap lingkungan sebab mungkin manusia dewasa lebih focus kepada materi daripada lingkungan bahkan kesehatannya.

                “Kamis Bersih” telah mempersatukan berbagai golongan masyarakat dalam satu komunitas dengan satu tujuan yaitu peduli akan kebersihan lingkungan. Tidak pandang bulu kaya atau miskin, pejabat atau masyarakat biasa, pengusaha kawakan atau pengusaha kacang goreng, semuanya melibatkan diri.

                 Panitia pelaksana  perdana “Gebyar Kamis Bersih---GKB--,” Pelabuhan Cabang Dumai patut berbangga hati dengan suksesnya acara tersebut walau harus mengeluarkan dana untuk pembelian berbagai jenis alat-alat kebersihan seperti cangkul, sapu lidi bahkan harus membuat baju dengan logo Pemko dan Pelabuhan Dumai. Bagian belakang baju tersebut bertuliskan “Pemko dan Pelabuhan Dumai peduli lingkungan” sementara bagian depan bertuliskan “Gebyar Kamis Bersih”, tidak lupa juga sekalian dengan makan siangnya.

Alat-alat kebersihan yang di beli oleh Pelabuhan Cabang Dumai tersebut langsung di serahkan kepada masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pelabuhan. Untuk memperindah dan menghijaukan rumah-rumah penduduk pada daerah tertentu Pelabuhan Dumai juga memberikan sumbangan pohon mangga sekitar 1.200 pokok. 

Sekilas kata sambutan General Manager PT Pelabuhan Cabang Dumai, Ir Zainul Bahri MM mengungkapkan bahwa, gotong royong yang di inisiatori Wali Kota Dumai dengan panitia pelaksana perdana Pelabuhan Cabang Dumai, telah mempersatukan semua yang hadir dalam acara itu. “Gebyar Kamis Bersih ini kiranya dapat mempererat tali silaturohmi antara eksekutif dan legislative dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Dumai bahkan dengan masyarakatnya sekalipun,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Dumai Khirul Anwar, dalam kata sambutannya juga mengungkapkan bahwa “Gebyar Kamis Bersih” ini merupakan pencanangan. “Ke depan setiap hari Kamis kita akan tetap melaksanakan Kamis Bersih. Ini bukan yang pertama dan terakhir, tapi…akan terus berlanjut,” tuturnya.

Jumat, 28 Januari 2011

Produksi CPO Riau Capai Tujuh Juta Ton Pertahun

PEKANBARU - Produksi sawit di daerah Riau telah mencapai 35 juta ton setiap tahunnya. Dari produksi sawit ini telah dihasilan CPO sebanyak tujuh juta ton setahun. Sementera itu, produksi cangkang tercatat sebanyak 2,8 juta ton.

Data yang diperoleh menitriau.com dari Disbun Riau melalui Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Riau, Ferry HC menyebutkan, CPO yang dihasilkan dari sawit saat ini cukup besar.

‘’Hasil itulah yang diekspor, dari hasil pengolahan sawit itu juga menghasilkan turunan seperti CPO sebanyak 22 persen,
karnel enam persen, cangkang delapan persen, fiber 15 persen, sludge 48 persen, dan air 18 persen,’’ katanya Senin (15/2) di Pekanbaru.

Menurut Ferry HC, mengenai salah satu produk turunan, yaitu cangkang meski sebelumnya dianggap sebagai bahan tak berguna, tetapi akhir-akhir ini cangkang sawit yang merupakan limbah hasil pengolahan CPO telah menjadi komoditi penting.

Sebab, katanya, banyak pengusaha memburu komoditi ini untuk keperluan industri lainya.’’Dulu yang namanya cangkang sawit itu barang terbuang. Tapi sekarang banyak orang memburu cangkang untuk digunakan berbagai keperluan industri,’’ tuturnya.

Kendati demikian, katanya, hanya saja pihak pabrik lelapa sawit (PKS) yang telah menghasilkan cangkang tersebut justru mempergunakan komoditi itu untuk sebagai bahan bakar juga.

Karena itu, lanjut Ferry, saat ini tidak banyak lagi produksi cangkang yang bisa dipasarkannya di pasaran perdagagangan. Padahal, menurut Ferry, pihak yang akan menampung cangkang tersebut cukup banyak, karena saat ini komoditi turunan sawit itu mulai dibutuhkan dan bisa dimanfaatkan oleh berbagai keperluan selain dijadikan bahan bakar.

Produksi CPO Indonesia

Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia pada tahun 2010 diprediksi masih bisa mengalahkan Malaysia.

Indonesia diprediksi akan mampu memroduksi CPO hingga 23,2 juta ton pada tahun 2010 atau naik 2,5 juta ton (10,7%) dibandingkan tahun 2009.

Sementara Malaysia diprediksi mampu memroduksi 18,2 juta ton CPO pada 2010, naik 3,5% dibandingkan tahun 2010. Sehingga total kenaikan produksi CPO dari 2 negara produsen terbesar ini mencapai 3,1 juta ton dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 2,3 juta ton.

Demikian laporan Rabobank Agro Commodity Markets Research yang dikutip detikFinance, Selasa (23/2/2010).

Dengan pertumbuhan dari 2 negara produsen terbesar tersebut, Rabobank memprediksi ada kenaikan produksi CPO sebesar 5,8% pada tahun 2010 menjadi 47,73 juta.

Angka ini naik dibandingkan kenaikan produksi CPO global sebesar 4,7% di 2009. Indonesia masih menjadi sumber utama kenaikan produksi CPO.

Kenaikan produksi CPO di Indonesia terutama disebabkan karena ekspansi dan membaiknya panen. Tanaman-tanaman sawit yang ditanam pada awal 2006 dan 2007 kini mulai bisa dipanen.

Sementara total konsumsi CPO diprediksi naik 6,9% menjadi 48,45 juta pada tahun 2010. Sehingga secara 2 tahun berturut-turut, konsumsi melebihi produksi CPO.

Permintaan dari 3 importir CPO utama yakni China, India dan Uni Eropa diprediksi masih kuat selama tahun 2010. Ekspor CPO global diprediksi naik 7,7% menjadi 38,15 juta ton. Kenaikan ekspor ini terutama didorong oleh Indonesia, meskipun ada pengenaan bea keluar 3%.

Ekspor CPO Indonesia diprediksi naik 16% menjadi sekitar 18 juta ton. Sementara Malaysia dengan kenaikan produksi yang lebih kecil diprediksi akan mengurangi ekspornya menjadi hanya 834.000 ton.

Luas Kebun Sawit Jambi

Kelapa sawit merupakan komoditas perkebunan unggulan baru yang mulai di kembangkan secara besar-besaran di Provinsi Jambi pada pertengahan dasawarsa 1990-an. Dewasa ini, hampir semua kabupaten (kecuali Kabupaten Kerinci) dikembangkan perkebunan kelapa sawit melalui berbagai pola pengembangannya, baik dalam bentuk perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan besar negara (PBN), perkebunan rakyat plasma ataupun dalam bentuk swadaya murni oleh petani perkebunan. Walaupun merupakan komoditas yang baru dikembangkan, namun perkebunan kelapa sawit sudah menjadi basis ekonomi masyarakat di Provinsi Jambi, khususnya di Kabupaten Batanghari, Muarojambi dan Tanjungjabung Barat. Sebagian besar produksi kelapa sawit di Provinsi Jambi dipasarkan dalam bentuk minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO), hanya sebaian kecil (kurang dari 5%) yang diolah menjadi minyak goreng sawit (frying oil), sehingga terbuka peluang yang besar untuk mengembangkan produk turunan (downstream industry) minyak kelapa sawit di Provinsi Jambi. Hal ini mengingat, produksi CPO Provinsi Jambi lebih dari 1 juta ton per tahun dan terdapat lebih dari 100 jenis produk turunan yang secara teknis dapat dikembangkan dari komoditas CPO. Dari hasil kajian diketahui jenis downstream industry CPO yang prospektif untuk dikembangkan di Provinsi Jambi adalah industri yang menghasilkan produk setengah jadi (intermediate products), baik dari golongan oleopangan dengan produk berupa: fatty acid, fatty alchohol, fatty amine, methyl esther dan glycerol. Agribisnis kelapa sawit di Provinsi Jambi masih berada pada tahap pertumbuhan, sehingga hampir semua bidang usaha yang ada di dalam sistem agribisnis kelapa sawit prospektif untuk di kembangkan di Provinsi Jambi. Perluasan areal kelapa sawit seluas lebih dari 25.000 Ha per tahun membutuhkan sedikitnya 4 juta bibit per tahun membutuhkan sedikitnya 4 juta bibit per tahun. Peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 750.000 ton per tahun membutuhkan penambahan pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 30 ton TBS/jam sejumlah 6 PKS per tahun. Selanjutnya, peningkatan produksi CPO membutuhkan industri hilir (downstream industry) untuk mengolah CPO menjadi produk turunan yang bernilai tambah tinggi.
Produksi 2008 (Ton)     1.203.430

Luas Lahan Sawit di Sumut

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia. Provinsi ini merupakan wilayah multi-etnis yang dihuni oleh banyak suku bangsa. Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha

Sumber Daya Alam :
Provinsi ini tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. BUMN Perkebunan yang arealnya terdapat di Sumatera Utara, antara lain PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II), PTPN III dan PTPN IV.

Selain itu Sumatera Utara juga tersohor karena luas perkebunannya. Hingga kini, perkebunan tetap menjadi primadona perekonomian provinsi. Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negara. Sumatera Utara menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis, dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, dan Tapanuli Selatan.

Provinsi Sumatera Utara tercatat memiliki areal Kebun Kelapa Sawit yaitu 964.257 ha.

Luas Lahan Sawit di Propinsi Riau

Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi ini terletak di Pulau Sumatera dan beribukotakan Pekanbaru. Provinsi Riau di sebelah utara berbatasan dengan Kepulauan Riau dan Selat Melaka, di sebelah selatan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala, di sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Provinsi Kepulauan Riau) dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.

Sumber Daya Alam :
Riau kaya akan sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak dan gas bumi, emas, dll. maupun kekayaan hutan dan perkebunannya, belum lagi kekayaan sungai dan lautnya. Seiring otonomi daerah, kekayaan tersebut bertahap mulai disalurkan secara penuh ke daerah (tidak sepenuhnya diberikan ke pusat) lagi. Aturan baru dari pemerintahan reformasi, memberi batasan dan aturan tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar.

Provinsi Riau tercatat memiliki areal Kebun Kelapa Sawit terbesar yaitu 1.383.477 ha.